My-Dock Sejarah Ponorogo - Ada lagi putra K. Ageng Mirah yang ber tempat tinggal di kaki Gunung Gombak atau Gunung Larangan, kemudian pindah ke Dukuh Kepuh Gero Desa Gandu Kepuh Kecamatan Sukorejo.
K. Ageng Mirah datang pertama kali di wilayah Wengker babad dan bertempat tinggal di Mirah dan mendirikan pondok di daerah ini. Anak beliau yang namanya sama dengan nama ayahnya yaitu K. Ageng Mirah II dan K. Ageng Mirah III babad dan bertempat tinggal di kaki Gunung Gombak, disini keduanya juga mengem bangkan dakwah Islam dengan mendirikan Pon dok dan Pesantren. Kemudian anak K. Ageng Mirah III yang bernama Imam Musahaf babad dan bertempat tinggal di Kepuh Gero yang letak nya tidak jauh dari Mirah tempat tinggal Kyai Ageng Mirah pertama alias Penasehat Betoro Katong Bupati Ponorogo pertama.
Asal Usul K. Imam Musahaf
1) Sayid Jumadil Kubra – Troloyo Mojokerto
2) Sayid Ibrahim Asmaraqandi – Tuban
3) Sayid Maulana Ishaq – Malaysia
4) Sayid ’Ainul Yaqin (Sunan Giri) Gresik
5) Sunan Giri Prapen – Gresik
6) K. Ageng Gribig – Malang
7) K. Ageng Muslim (Mirah I) – Mirah Nambang rejo berputra
8) K. Ageng Mirah II – Nglarangan Kauman Sumo roto berputra
9) K. Ageng Mirah III – Nglarangan Kauman Sumo roto berputa
10) K. Imam Musahaf – Kepuh Gero Sukorejo ber putra
11) K. Umar – Kepuh Gero Sukorejo berputra
12) K. Mohammad bin Umar – Banjarsari Sewulan Madiun
Sesudah K. Mohammad Besari Tegalsari mengangkat putra-putrinya ke jenjang rumah tangga, tinggal seorang putrinya yang ke 8 (de lapan) yang belum mendapat kan jodoh, sehing ga sangat memprihatinkan K. Mohammad Besari, beliau beristikharah minta kepada Alloh agar putrinya ini segera mendapatkan jodoh.
Tidak lama kemudian Alloh SWT menga bulkan do’a Kyai dimana disuatu hari datanglah Kyai Umar dari Puhgero kekediaman Kyai Besa ri di Tegalsari untuk melamarkan anak lelakinya yang bernama Mohammad bin Umar yang biasa disebut dalam buku babad dengan sebutan Bin Umar Puhgero untuk dijodohkan dengan putri Kyai Besari. Lamaran Kyai Umar Puhgero dite rima oleh Kyai Besari Tegalsari, kemudian ke dua anak Kyai ini di aqad nikahkan.
Sesudah tujuh hari pernikahan Bin Umar dengan putri Kyai Besari Tegalsari, di keraton Yogjakarta terjadi suatu peristiwa yang meng- gemparkan, yaitu hilangnya Pangeran Singosari pergi dari keraton Yogjakarta. Ternyata keper gian sang Pangeran ini membuka (babad) hutan di daerah Malang, di Desa Singosari mendirikan istana (keraton) sendiri. Sinuhun Yogja kebingu ngan dan cemas campur khawatir, jangan-jangan di lain waktu Pangeran Singosari memberontak Yogjakarta dan terjadi perang saudara yang tidak bisa dielakkan lagi.
Sinuhun Yogja kemudian mengajak Tumenggung untuk musyawarah, bagaimana cara nya agar Pangeran Si ngosari mau kembali ke Yogjakarta. Ki Tumenggung lalu menyarankan agar Sinuhun minta pertolongan Kyai Besari Tegalsari untuk dapat mengajak kembali pulang Pangeran Singosari ke Yogjakarta lagi. Pendapat Tumenggung ini di setujui, bahkan Tumenggung sendiri yang di utus oleh Sinuhun Yogja untuk datang ke Tegalsari, minta bantuan sang Kyai Tegalsari..
Sesampainya di Tegalsari, kedatangan Tumenggung di terima oleh Kyai Besari sendiri, lalu apa yang menjadi maksud kedatangannya se-mua di haturkan kepada Kyai Tegalsari. Inti dari semua pembicaraan adalah ; Nanti apabila Kyai Mohammad Besari Tegalsari dapat membawa pulang Pangeran Singosari ke Yogjakarta, Kyai akan diberi anugerah berupa bumi perdikan yang tidak dikenakan pajak untuk selama-lama nya.
K. Mohammad Besari kemudian memang gil anak menantunya yang masih temanten baru yaitu Kyai Bin Umar Puhgero, dan di perintah agar bersama-sama Tumenggung Yogjakarta be rangkat ke Malang untuk mengajak pulang Pa ngeran Singosari ke Yogjakarta.
Setelah Kyai Bin Umar Puhgero bersama Tumenggung sampai di Malang, kemudian ia shalat di perbatasan hutan tanah yang di buka (babad) oleh Pangeran Singosari. Selanjutnya K. Bin Umar menghadap kepada Pangeran Singo sari. Setelah Pangeran Singosari mengetahui ada tamu ki Tumenggung dari Yogjakarta, Pangeran memerintahkan kepada Senopati untuk menang kap Tumenggung. Kyai Bin Umar lalu berkata kepada Senopati bahwa kedatangan Tumenggung Yogja ini bukanlah kemauannya sendiri, tetapi mengantarkan Kyai Bin Umar wakil dari Kyai Mohammad Besari Tegalsari.
Mendengar apa yang di katakan Kyai Bin Umar, Senopati lapor kepada Pangeran Singosari bahwa, sang Tumenggung hanyalah sebagai pe- ngikut Kyai Bin Umar sebagai wakil Kyai Besari Tegalsari. Kemudian Pangeran Singosari datang bertemu muka dengan Kyai Bin Umar dan ber- bincang-bincang sesaat, akhirnya Pangeran Si ngosari dapat memahami semua apa yang disam paikan oleh Kyai Bin Umar, lalu Pangeran mau kembali ke Yogjakarta jika Kyai Bin Umar siap mengantarkan sampai di keraton Yogjakarta. Di samping minta kesiapan Kyai Bin Umar, Pange ran juga minta keamanan pribadi Pangeran Singo sari selama di Yogjakarta menjadi tanggung ja wab K. Bin Umar. Kemudian Tumenggung di perintahkan oleh Pangeran Singosari agar berang kat lebih dahulu meninggalkan kota Malang me nuju Yogjakarta dan agar secepatnya memberi kan informasi kepada Sinuhun Yogja bahwa kedatangan Pangeran Singosari hendaknya dijem put para prajurit di luar batas kota Yogja.
Karena gembiranya Sinuhun Yogja akan kepulangan Pangeran Singosari, beliau tidak me lupakan dengan janjinya, yaitu memberikan bumi tanah merdikan kepada Kyai. Akhirnya Kyai Bin Umar oleh Sinuhun Yogja di anugerahi bumi perdikan di Desa Banjarsari Sewulan Madiun, yang kemudian Kyai Bin Umar bersama istrinya hidup berumah tangga di bumi perdikan ini de ngan menyiarkan dakwah Islam mendirikan mas jid dan pesantren. Dalam berumah tangga Kyai Mohammad Bin Umar dikarunia 8 (delapan) putra-putri yaitu :
1) Nyai Mohammad
2) K. Ali Imron – Banjarsari Sewulan Madiun.
3) K. Bilawi – Giripurno Magetan
4) KH. Mohammad Besari – Banjarsari Madiun
5) K. Faqih – Plosorejo Kertosono
6) Nyai Nawawi – Tawangrejo Uteran
7) K. Belawi – Dondong Kebonsari
8) K. Maolani – Dondong Kebonsari.
Silsilah K. Anom Besari di Ponorogo
1. P. Brawijaya V Bhre Kertabumi Majapahit
2. R. Abdullah Fatah Sultan Demak
3. Sultan Trenggana Demak
4. Pnb. Prawata Demak
5. Pnb. Wirasmara Setono Gedong Kediri
6. P. Demang ( R. Jalu ) Adipati Kediri th. 1586
7. Ki. Demang Irawan Badal Ngadiluwih Kediri
8. Sayid ‘Abdul Mursyad Tukum Grogol Kediri
9. Kyai Anom Besari Kuncen Caruban Madiun berputra :
a. Kyai Khotib Anom Srigading Kalangbret Tulung Agung
b. Kyai Mohammad Besari – Tegalsari Jetis Ponorogo
c. Kyai Noer Sodiq – Tegalsari Jetis Pono rogo
A) Kyai Khotib Anom Kalangbret T.Agung ber putra :
K. Nawawi – Majasem Madusari Siman Po. ber putra :
K. Ghozali – Cokromenggalan Po. berputra 17 putra putri :
1) Ibrahim – Bedi Polorejo Babadan Po.
2) Zakariya – Sekaran Jajar Lembah Babadan Po.
3) Walijah – Juranggandul Kadipaten Babadan Po.
4) Karmiya –
5) Mad Rais – Cokromenggalan Po.
6) Mariyam – Pintu Jenangan Po.
7) Ilyas – Parang Bonagung Magetan
8) Imam Faqih – Bayem Taman Bonagung Mgtn.
9) Warsinah – Cokromenggalan Po.
10) Warsiyah – Cokromenggalan Po.
11) Robi’ah – Kranggan
12) Monah – Bedi Kidul Jetis Ponorogo
13) Idris – Cokromenggalan Po.
14) Isma’il / Shaleh – Cokromenggalan Po.
15) Asiyah – Mojoroto Sukorejo Ponorogo
16) Hayatun – Cokromenggalan Po.
17) Khozinah – Padas Bungkal Po.
1) K. Ibrahim – Bedi Polorejo Babadan Ponoro go berputra 6 :
a. ROISAH – Ngunut Babadan Po.
b. ZAINAB – Tamanan Polorejo Babadan Po.
c. MARJIYAH – Plosorejo Maduh Baron Ngjk.
d. RIDLWAN – Bakalan Polorejo Babadan Po.
e. SUDJINAH – Wonosari Tj.Anom Nganjuk
f. Syarifah Ny. Imam Rozi – Bedi Polorejo Babadan Po.
B) Kyai Mohammad Besari Tegalsari Jetis Pono-rogo berputra :
1) K. Ishak – Coper Mlarak Ponorogo
2) Ny. Abdurrahman
3) K. Ya’kub
4) K. Isma’il
5) K. Bukhari
6) K. Chalifah
7) K. Ilyas
8) Ny. Mohammad bin Umar – Banjarsari Madiun
B.7) K. Ilyas – Tegalsari berputra :
1. K. Kasan Yahya
2. Kanjeng Kyai Kasan Besari - Tegalsari
3. K. Suheb - Tegalsari
4. Nyai Askiran - Malo
5. Nyai Zainal ’Arif – Tegalsari
B.7.2) Kanjeng Kyai Kasan Besari – berputra :
Dari Istri ke I
a) Bagus Kasan Anom
b) K. Ilham – Setono
c) Nyai Reksoniti – Surakarta
Dari Istri ke II
a) Imam Besari – Tegalsari
b) Nada Besari – Tegalsari
Dari Istri ke III
Nyai Kasanpuro – Gontor Mlarak Ponorogo
Dari Istri ke IV
K. Tirta Besari – Ngrukem Mlarak Ponorogo
Dari Istri ke V (putri dari Keraton Solo)
a) RM. Martopuro – Wedono Maospati Magetan
b) RA. Kasan Rifa’i – Karanggebang Jetis Po.
c) RA. Martorejo – Coper Mlarak Po.
d) RM. Cokronegoro – Bupati Ponorogo (1854 – 1856)
e) RM. Bawadi – meninggal usia muda
f) RA. Andawiyah
Dari Istri ke VI
a) K. Kasan Cholifah – Tegalsari
b) K. Wongsodipuro – Singkil Balong
c) K. Martosari – Tegalsari
Dari Istri ke VII dari Yogjakarta tidak punya keturunan.
B.8) Ny. Mohammad bin Umar – Banjarsari berputa :
a) Nyai Mohammad
b) K. Ali Imron – Banjarsari Madiun
c) K. Bilawi – Giripurno Magetan
d) KH. Mohammad Besari
e) K. Faqih – Plosorejo Baron Nganjuk
f) Ny. Nawawi – Tawangrejo Uteran
g) K. Belawi – Dondong Kebonsari Madiun
h) K. Maolani – Dondong Kebonsari Madiun
B.8.b) K. Ali Imron – Banjarsari Madiun berputra :
Ny. Taftajani II – Kradinan Jetis Ponorogo berputra:
1) K. Asnawi – Kradinan Jetis Ponorogo
2) K. Moh. Sayid – Kradinan Jetis Ponorogo
3) Ny. Imam Ghozali – Kedungpanji Lembehan Magetan
B.8.b.2) K. Moh. Sayid – Kradinan Jetis berputra :
a) Ny. Mustaram – Kradinan Jetis Ponorogo
b) K. Hasan ’Ali – Kradinan Jetis Ponorogo
c) K. Isma’il – Kradinan Jetis Ponorogo
d) Ny. Maulani – Prayungan Paju Ponorogo
e) Ny. Musthofa – Kradinan Jetis Ponorogo
f) K. Nida Besari – Banjarsari Kediri
g) K. ’Ali Muttaqin – Coper Mlarak Ponorogo
h) K. Husnun – Kradinan Jetis Ponorogo
i) K. Imam Rozi – Bedi Polorejo Babadan Po.
j) Ny. Kulsum – Kedungpanji Lembehan Magetan
k) K. Imam Asy’ari – Ngapit Ngawi
B.8.b.2.e) Ny. Musthofa – Kradinan berputra :
1) Ny. Marhamah
2) K. Abu Syukur
3) Ny. Markonah
4) K. Mas’ud
5) Ny. Taslimatun (Ny. K. Ridwan) Bakalan Plrjo.
6) Imam Munawir
7) Abdullah
8) Muslihah
B.8.b.2.e.2) K. Abu Syukur – Kradinan berputra :
a) KH. Abdul Ghoni - Geneng Ngawi
b) K. Abdul Ghofur - Kradinan Jetis
c) Ny. KH. Ridwan (Fathimah) - Pagerwaja Tulungagung
d) KH. Abdul Manan – Singosari Malang
e) Ny. KH. Abdul Mu’in (Andasah) - Munggu Bungkal
f) Ny. K. Rohmat (Juwariyah) - Maospati Magetan
g) KH. Imam Djurdjani - Tulungagung
B.8.b.2.e.5) Ny. Taslimatun (Ny. K. Ridwan bin KH. Ibrahim Bedi) Bakalan Polorejo berputra :
a) K. Mohammad Adnan - Bakalan Polorejo
b) KH. Asyhuri - Bakalan Polorejo
B.8.b.2.i) K. Imam Rozi (Ny. Syarifah binti KH. Ibra- him Bedi) Bedi Polorejo Babadan Ponorogo berputra :
1) Hj. Khodijah – Koripan Bungkal Ponorogo
2) Hj. ’Aisyah – Bangsongan Kediri
3) Hj. Sribanun – Bancer Paju Ponorogo
4) K. Agus Damanhuri – Bedi Polorejo
5) Hj. Siti Fathimah – Serag Pulung Ponorogo
6) Hj. Mardliyah – Klinter Kertososno Nganjuk
7) Hj. Musri’ah – Sedayu Purwoasri Kediri
8) Hj. Shofiatun – Pandanarum Kertosono
9) Hj. Siti Asiyah – Maduh Plosorejo Kertosono.
C) K. Noer Sodiq – Tegalsari Jetis Ponorogo berputra :
1) Ny. Ahmad
2) Ny. Zakariya
3) Ny. Suratman
4) K. Mukmin
5) K. Mubarak
6) K. Idris.