My-Dock - Meteor Perseid merupakan serpihan debu dari ekor komet yang diberi nama komet Swift-Tuttle (109P/Swift-Tuttle) yang masuk ke atmosfer Bumi. Dinamakan Perseid karena titik radian meteor ini berasal dari arah rasi bintang Perseus.
Serpihan debu dari komet Swift-Tuttle tersebut pertama kali ditemukan oleh astronom pada tahun 1862 dan mengelilingi matahari dalam kurun waktu 130 tahun sekali. Pada saat mendekat dengan Matahari, Komet 109P/Swift-Tuttle meninggalkan sisa-sisa partikel berupa debu maupun serpihan di bekas lintasannya. Setiap tahun Bumi selalu melawati bekas lintasan komet tersebut dan bekas sisa-sisa partikel komet masuk ke atmosfer Bumi kemudian menekan dan memanaskan udara di sekitarnya hingga menimbulkan kilatan cahayameteor.
Kecepatan meteor perseid memasuki atmosver bumi dengan kecepatan kurang lebih sekitar 59,5 Km/s atau 214.365 km/h. Suhu meteor diperkirakan mencapai 1.650 derajat celcius.
Periode terjadinya hujan meteor ini terjadi pada bulan juli sampai dengan Agustus. Lebih tepatnya pada tanggal 17 Juli sampai dengan 24 Agustus. Hal ini dikarenakan pada bulan tersebut Bumi melintasi orbitnya sehingga sisa-sisa material komet tersebut tertarik oleh gravitasi bumi dan muncul sebagai hujan meteor.
Berdasarkan keterangan dari Ahli meteor Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA), tahun ini puncak hujan meteor Perseid di Indonesia diperkirakan terjadi pada hari Rabu 13 Agustus 2014 pada pukul 07.30 Wib. Apabila dilihat dari dari waktu terjadinya hujan meteor perseid kita akan kesulitan untuk mengamati terjadinya hujan meteor Perseid menggunakan mata telanjang, (Bill Cooke).
Kita masih bisa mengamati hujan meteor ini menjelang dan sesudah mencapai titik puncak, yaitu pada hari selasa sampai kamis dini hari. waktu yang paling tepat untuk mengamati hujan meteor ini selepas tengah malam hingga menjelang fajar. Akan tetapi bila melakukan pengamatan setelah mencapai puncaknya, jumlahnya lebih sedikit bahkan bisa jarang. (komunikator sains : Joe Rao).
Untuk mengamati hujan meteor kita tidak perlu menggunakan alat bantu teleskop ataupun yang lain akan tetapi menggunakan mata telanjang saja kita sudah bisa mengamatinya. Untuk mengamati hujan meteor ini kita hanya membutuhkan langit yang gelap dan bersih dari partikel debu. Bagi orang yang tinggal di pedesaan mungkin akan mudah untuk mengamatinya.
artikelnya menarik sekali gan , makasih banyak udh di share :)
BalasHapusizin berkunjung sama ninggalin jejak yah :)
BalasHapusTerimakasih banyak atas artikelnya bermanpaat sekali
terima kasih gan untuk infonya,keren abiss
BalasHapusTerimakasih untuk infonya ini...
BalasHapus