Tradisi Tahlilan Masyarakat Jawa - Setelah lama tidak mengurusi blog karena ada kesibukan lain yang sangat penting, kali ini saya akan memposting artikel tentang Tradisi Tahlilan Masyarakat Jawa. Kenduri merupakan sebuah adat atau kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat jawa sejak jaman dahulu. Kenduri, tahlilan, yasinan atau bisa juga dinamakan slamatan dilakukan oleh masyarakat jawa untuk mendo’akan arwah leluhur, saudara, ayah, ibu maupun keluarga yang sudah meninggal dunia. Trasidi kenduri biasanya dilakukan untuk mengenang 3 hari, 7 hari (jw. Pitong ndinane), 40 hari, 100 hari, 1000 hari wafatnya keluarga yang sudah meninggal.
Tradisi kenduri ini dilakukan dengan cara mngundang tetangga dan warga masyarakat dengan tujuan untuk mendo’akan arwah keluarga yang sudah meninggal, selain itu kenduri dilakukan masyarakat jawa untuk bershadaqah kepada tetangga dan masyarakat. Hal ini dikarenakan orang yang punya hajat atau mengadakan kenduri akan memberikan hidangan berupa makanan maupun berkat: jawa kepada warga masyarakat yang hadir pada acara tersebut. Setelah tetangga dan masyarakat berkumpul, imam tahlil membacakan bacaan-bacaan tahlil yang diikuti oleh warga masyarakat. Bacaan-bacaan tahlil tersebut adalah sebagai berikut:
اِلَى حَضْرَةِ النَّبِىِّ الْمُصْطَفَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ شَيْئٌ لِلَّهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةْ :......
ثُمَّ اِلَى حَضْرَةِ اِخْواَنِهِ مِنَ اْلأَ نْبِياَءِ وَالْمُرْسَلِـيْنَ وَاْلأَوْلِياَءِ وَالشُّـهَداَءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحاَبـَةِ وَالتَّابعِيْنَ وَالْعُلَماَءِوالْمُصَنِّفِيْنَ وَجَـمِيْعِ الْمَلاَ ئِكَةِ الْمُقَرَّ بيْنَ خُصُوْصاً سَيِّدِناَ عَبْدُ الْقاَدِرِ الْجِيْلاَنِي شَيْئٌ لِلَّهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةْ :......
اِلَى حَضْرَةِ مَنْ نَوَى سَلَفَ الصَّالِحُوْنَ وَمَنْ نَوَى مُؤَسِّسُ جَمْعِيَّةِ نـهْضَةِ الْعُلَمَاءِ وَمَنْ نـَوَى الْحَاضِرُ وْنَ شَـيْئٌ لِلَّهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةْ :.........
ثُمَّ اِلَى جَمِــيْعِ اَهْلِ الْقُبُوْرِ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِماَتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِناَتِ مِنْ مَشَارِقِ اْلأَرْضِ وَمَغَارِبـهاَ بَرِّهاَ وَبَحْرِهاَ خُصُوْصاً آَباَءَ ناَ وَاُمّهاَتِنَا وَاَجْدَادَ ناَ وَجَدَّاتِـناَ وَمَشاَيِخناَ وَمَشَايخَ مَشَايـخِناَ وَلِمَنْ اِجْتَمَعْناَ هَهُناَ بسبَبهِ شَيْئٌ لِلَّهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةْ :...............وَ خُصُوْصاً اِلَى رُوْحِ ....... صَاحِبَ هَذِهِ الْمَقْبَرَةَ شَيْئٌ لِلَّهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةْ :
Dan seterusnya. Untuk lebih lengkapnya anda bisa downlod bacaan tahlil disini.
Akan tetapi tradisi tahlilan yang dilakukan oleh masyarakat jawa sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu tersebut ada sebagian masyarakat yang tidak suka maupun tidak sependapat dengan tradisi kenduri atau tahlilan tersebut. Menurut mereka tradisi tahlilan tidak sesuai dengan syari’at islam, ada juga yang mengatakan bahwa tahlilan merupakan Bid’ah, yaitu kegiatan yang tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
Kalau menurut saya tradisi kenduri, tahlilan dan yasinan tersebut boleh-boleh saja. Dalam tahlil tersebut kan tidak ada kata-kata maupun bacaan yang sifatnya menyembah atau memuja-muja terhadap arwah leluhur. Akan tetapi kalau masalah do’a yang diucapkan dalam tahlil tersebut sampai kepada arwah leluhur atau orang yang sudah meninggal dunia atau pun tidak kita sebagai manusia tidak akan pernah tahu, yang tahu hanya Allah SWT yang Maha segala-galanya. Kita diciptakan sebagai manusia hanya bisa berusaha, berikhtiyar dan berdo’a. Apabila pembaca ingin membuktikan do’a yang diucapkan dalam tahlil tersebut sampai atau tidak? Maka matilah terlebih dahulu nanti tah tahlilane, nanti kalau nyampek beneran sms aku ya.... hehe.......
Mungkin pendapat pembaca berbeda dari pendapat saya... apabila ada pendapat lain bisa koment dibawah...
Salam Blogging....
0 komentar:
Posting Komentar