Fadhilah Menjauhi Barang Najis dan Kotor

انّما حرّم عليكم الميتة والدّم ولحم الخنزير وما أهلّ به لغير الله, فمن اضطرّ غير باغ ولا عاد فلا اثم عليه, انّ الله غفور رّحيم.

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah [1]. Tetapi Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Q.S [2] Al-Baqarah : 173.

يأيّها االّذين ءامنوا انّما الخمر والميسر ولأنصاب والأزلم رجس من عمل الشّيطن فاجتنبوه لعلّكم تفلحون

Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah [2], adalah najis (kotor) termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Q.S [5] Al-Maidah : 90.

عَنْ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم "لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ لَحْمٌ وَدَمٌ نَبَتاَ مِنْ نَجِسٍ".  رواه البيهقي فى شعب الإيمان.

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata : Nabi SAW, telah bersabda : “Tidak akan dapat masuk sorga daging dan darah (manusia) yang tumbuh keduanya dari makanan yang najis”. HR. Al-Baihaqiy didalam kitab Syu’bul Iman.[3]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم "وَاَّلذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لِأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ تُراَباً فَيَجْعَلَهُ فِي فَيْهِ خَيْـرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَجْعَلَ فِي فَيْهِ مَا حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ" . رواه الحاكم في تاريخه.

Dari Abu Hurairah, ia berkata : Nabi SAW, telah bersabda : “Demi nyawaku yang ada pada tangan-Nya, hendaklah seseorang itu mengambil debu dan di masukkan ke mulutnya itu lebih baik, daripada ia memasukkan pada mulutnya sesuatu yang diharamkan oleh Alloh”. HR. Al-Hakim di dalam Tarikhnya.[4]


عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ الله رَضِيَ الله عَنْهُمَا ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم قَالَ لِكَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ :  يَا كَعْبُ بْنَ عُجْرَةَ : لاَ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ. رواه احمد

Dari Jabir bin ‘Abdullah ra, bahwa Nabi SAW, telah berkata kepada Ka’ab bin ‘Ujrah : “Wahai Ka’ab bin ‘Ujrah : Tidak akan dapat masuk sorga daging (manusia) yang tumbuh dari makanan yang kotor”. HR. Ahmad.[5]

عَنْ عِيَاضٍ بن غَنْمٍ، سَمِعْتُ رَسُولَ الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم يَقُولُ : مَنْ شَرِبَ الْخَمْرَ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ يَوْمًا، فَإِنْ مَاتَ فَإِلَى النَّارِ، فَإِنْ تَابَ قَبِلَ الله مِنْهُ، فَإِنْ شَرِبَهَا الثَّانِيَةَ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِينَ يَوْمًا، فَإِنْ مَاتَ فَإِلَى النَّارِ، فَإِنْ تَابَ قَبِلَ الله مِنْهُ، فَإِنْ شَرِبَهَا الثَّالِثَةَ أَوِ الرَّابِعَةَ كَانَ حَقًّا عَلَى الله أَنْ يَسْقِيَهُ مِنْ رَدْغَةِ الْخَبَالِ، قِيلَ : يَا رَسُولَ الله، وَمَا رَدْغَةُ الْخَبَالِ ؟ قَالَ : عُصَارَةُ أَهْلِ النَّارِ. رواه أَبُو يَعْلَى الْمَوْصِلِيِّ
.

Dari ‘Iyadl bin Ghonmin berkata : aku pernah mendengar Rasulullah SAW, bersabda : “Barangsiapa minum khomer (arak) tidak diterima baginya shalat selama 40 hari, jika ia mati maka ke neraka, apabila ia taubat Alloh menerima taubatnya. Jika meminumnya yang kedua kali, tidak diterima baginya shalat selama 40 hari, jika ia mati maka ke neraka, apabila ia taubat Alloh menerima taubatnya. Jika meminumnya yang ketiga kali atau ke empat kalinya, itu adalah hak Alloh untuk meminuminya dari lumpur racun. Ditanyakan : Wahai Rasul Alloh, apakah lumpur racun itu ?. Jawab Rasul : Air perahan penduduk neraka”. HR. Abu Ya’la al-Maushiliy.[6]

عَنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيْدٍ : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه و سلم قَالَ : مَنْ شَرِبَ مُسْكِراً مَا كَانَ لَمْ يَقْبَلِ اللهُ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا. رواه الطبراني

Dari Saib bin Yazid, bahwa Rasulullah SAW, telah bersabda : “Barangsiapa minum sesuatu yang memabukkan seperti itu adanya Alloh tidak akan menerima baginya shalat selama 40 hari”. HR. At-Thabraniy.[7]

Baca juga artikel tentang Fadlilahnya Siwakan atau Sikat Gigi
----------------------------------
  1. Haram juga menurut ayat ini daging yang berasal dari sembelihan yang menyebut nama Allah tetapi disebut pula nama selain Allah.
  2. Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan Apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya Ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. setelah ditulis masing-masing Yaitu dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka'bah. bila mereka hendak melakukan sesuatu Maka mereka meminta supaya juru kunci ka'bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti Apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, Maka undian diulang sekali lagi.
  3. Kanzul ‘Umal fi Sunanil Aqwali wal ‘Af’al, Juz : 4 halaman : 16 nomor hadits : 9.273
  4. Kanzul ‘Umal fi Sunanil Aqwali wal ‘Af’al, Juz : 4 halaman : 16 nomor hadits : 9.274
  5. Ittihaaful Khairaatil Mahirah, Juz : 5 halaman : 52. Maktabah Syamilah.
  6. Ittihaaful Khairaatil Mahirah, Juz : 4 halaman : 383. Maktabah Syamilah.
  7. Al-Mu’jamul Kabir li At-Thabraniy, Juz : 7 halaman : 154. Maktabah Syamilah.



Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

0 komentar:

Posting Komentar