Kyai Donopuro

My-Dock Sejarah Ponorogo - Kyai Donopuro adalah putra Prabu Ratmojo putra Pangeran Kabu putra dari Pangeran Sumendhe yang babad desa Setono. Pangeran Sumendhe adalah putra S. Muhammad Hidayatullah alias Sunan Pandan arang II alias Sunan Tembayat, yang meninggal dan dimakamkan di Mbayat Klaten Yogjakarta.

Pangeran Sumendhe mempunyai anak K. Pangeran Kabu mempunyai anak K. Prabu Rat mojo mempunyai tiga orang anak : 
1. K. Ageng Donopuro
2. K. Ageng Noyopuro
3. Ny. Mukminah

K. Donopuro mendirikan pondok pesantren dan masjid di tanah babadan eyang buyutnya ( P. Sumendhe ), beliau seorang Kyai yang berwatak “Berbudi bawa laksana”, namanya terkenal dan sangat ‘alim, tidak hanya ahli Al-Qur’ an tetapi juga ahli dan ilmu bathin. Kema juan pesantren nya di bantu oleh saudara lelakinya yaitu K. Ageng Noyopuro.

Para santri di pondok ini tidak hanya dari daerah kota Ponorogo, tetapi juga banyak dari luar daerah, termasuk Mohammad Kasan Besari beserta adiknya yang bernama Nor Shodiq ber asal dari desa Kuncen Caruban Madiun. Kedua nya adalah putra K. Anom Besari. 

Mohammad Kasan Besari terkenal tekun dan sregep, tidak berapa lama mondok di pesantren Setono ini sudah hafal Al-Qur’an dengan makna nya (artinya). K. Donopuro sangat menaruh per hatian kepadanya, karena beliau tidak punya keturunan. Yang mana akhirnya santri kesayangannya dinikahkan dengan putri keponakannya sendi ri yaitu anak putrinya Ny. Mukminah istri dari K. Nur Salim.

K. Nor Salim adalah putra dari Pangeran Bun toro alias K. Dhugel Kesambi dari Ngloning putra dari R. Tumenggung Joyonegoro Bupati Gadingrejo Tamansari Sambit Ponorogo. K. Nor Salim juga memiliki pondok pesantren di Desa Ngasinan dukuh Mantub sehingga beliau men dapat sebutan Kyai Mantub di mana letaknya tidak jauh dari pesantrennya K. Donopuro + 2,5 km arah selatan desa Setono Jetis. 

Setelah beberapa bulan dari pernikahan Mohammad Kasan Besari berjalan K. Donopuro, memberikan perintah kepadanya agar ia mulai babad hutan belantara dan hendaknya ia babad hutan itu memulainya dari tanah tegal miliknya K. Donopuro, yang terletak di arah timur pondok Setono tidak jauh jaraknya hanya di batasi oleh sebuah sungai. Karena itu setelah babad hutan selesai ia kemudian mendirikan sebuah Langgar, lalu tempat babadannya diberi nama “Tegalsari”. Lama kelamaan Mohammad Kasan Besari oleh K. Donopuro di suruh mendirikan pondok pesan tren dan Langgarnya di rubah menjadi Masjid. Setelah pondok yang didirikan oleh K. Mohammad Kasan Besari jadi, K. Donopuro meninggal dunia dan disusul oleh K. Ageng Noyopuro, yang mana akhirnya para santri sama boyong ke pondok K. Mohammad Kasan Besari di Tegal sari .

Dengan melihat sejarah jauh ke belakang, tidak salah jika KH. Ibrahim adalah seorang yang hafal Al-Qur’an sekaligus penulis Kitab Al-Qur’an dengan baik, karena melihat asal usul nenek moyangnya dari pondok pesantren Setono Jetis Ponorogo, Kyainya juga ahli Al-Qur’an.

Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

14 komentar:

  1. Ada lagi putra Kyai Donopuro yaitu Kyai Singonoyo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah mas arif lebih paham ternyata.... Apa mungkin masih anak turun dr Mbah Donopuro ya...?

      Hapus
    2. Bagaimana dengan Mbah K Mardiyah yang mbabat desa Kradenan jetis ?

      Hapus
    3. Menurut silsilah yg tertulis di makam Mbah K Mardiyah sbb ; Prabu Brawijaya V berputra R Batoro Katong, berputra Ny AG Sumende, berputra Pangeran Kabu (setono jetis ), berputra K Pangeran Ratmojo (setono jetis), berputra KA Png Donopuro (setono jetis), berputra K Mardiyah (Babad desa Kradenan jetis), berputra K Taftozani (Kradenan jetis)

      Hapus
    4. Bagaimana dengan Mbah K Mardiyah yang mbabat desa Kradenan jetis ?

      Hapus
  2. 1. Sunan Tembayat (Sayyid Hasan Nawawi), berputra:
    2. Panembahan Jiwo (Tembayat), berputra:
    3. Panembahan Minangkabul (Tembayat), berputra:
    4. Panembahan Masjid Wetan (Tembayat), berputra:
    5. Panembahan Sumendi I (Tembayat), berputra:
    6. Pangeran Ragil Sumendi (Setono, Jetis, Ponorogo) , berputra:
    7. Pangeran Kabo atau Raden Wongsopuro (Setono, Jetis, Ponorogo), berputra:
    8. Raden Ratmojo (Setono, Jetis, Ponorogo), berputra beberapa orang yaitu: 1. Kyai Ageng Donopuro: 2. Kyai Ageng Noyopuro; 3. Nyai Mukminah (istri Kyai Nursalim; mertua Kyai Kasan Besari I). 4. Kyai Ageng Singonoyo; 5. Raden Abdul Ghoni; 6. Nyai Donomijah
    Mungkin ini ada referensi lagi yang berasal dari Kraton Cirebon

    BalasHapus
  3. Iya, kata kakek gitu.... Ada silsilah keluarga dari Kyai Donopuro dan juga dari Kraton Cirebon yang ditulis oleh Panembahan Kajoran.. Insya Allah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah.... Salam kenal kalau gitu mas....

      Hapus
  4. Maaf kyai kasan besari ada hubungannya dg kyai imam besari madiun..trimakasih

    BalasHapus
  5. Mari Kita memberikan hidiyah fatihah kepada semua ulama' Yang Sudah berjuang mensyiarkan agama Islam dipulau jawa pada umumnya.

    BalasHapus
  6. Makam KYAI singonoyo dimana mas arif...mohon wedaran...maturnuwun

    BalasHapus
  7. Mbah Donopuro berputra Kyai Ageng Ta, lim penghulu pertama Srengat Blitar berputra Kyai Kasiman penghulu pertama Blitar dan pendiri masjid Agung Kauman depan Alun-alun Blitar beristri 4 sy masih cucu mbah Sumorejo anak dari Istri ke 3dari Mbah Kasiman

    BalasHapus