Almanac Nautica 2020 US Naval Observatory

Almanac Nautica

My-Dock - Almanac Nautica merupakan sebuah buku berisi data numbering pergerakan benda langit di permukaan bumi pada setiap menit dan jam selama satu tahun. Kegunaan utama Almanac Nautica adalah untuk memudahkan seorang navigator kapal laut menentukan posisi kapalnya ditengah lautan.

Data dalam buku Almanac Nautica akan berbeda disetiap tahunya. Dalam Almanac Nautica memuat daftar posisi Matahari dan Bulan pada setiap jam berdasarkan waktu Greenwich Mean Time (GMT). Melalui data tersebut dapat diketahui nilai deklinasi dan juga sudut waktu untuk kedua benda langit tersebut.

Baca Juga : Lebaran 2019 Dalam Perhitungan Metode Almanac Nautica

Tidak hanya data Matahari dan bulan saja Almanac Nautica juga memuat data GHA dan Declinasi planet Vunus, Mars, Jupiter, saturnus, GHA dan Declinasi rasi bintang dan masih banyak lagi.

Selain digunakan oleh seorang navigator kapal untuk menentukan posisi kapalnya, Almanac Nautica juga digunakan oleh Badan Hisab Rukyat Departemen Agama dan juga mahasiswa yang sedang belajar tentang ilmu falak. Mereka menggunakan Almanac Nautica untuk mencari semi diameter (sd) bulan, declinasi bulan dan matahari, equation of time, horizontal paralax dan juga GHA bulan dan matahari dalam menentukan posisi bulan baru.
Sampai saat ini hanya beberapa negara yang mampu membuat dan mencetak buku Almanac Nautica. Di Britania Raya, almanac nautica dibuat dan diterbitkan oleh HM Nautical almanac Office. Di amerika serikat Almanac Nautica dibuat dan diterbitkan oleh US Naval Observatory. Di Indonesia Almanac Nautica diterbitkan oleh Dinas Hidro Oseanografi bekerjasama dengan Her Majesty’s Nautical Almanac Office, Royal Naval Observatory dan United State Naval Observatory (USNO).

Apabila ada yang menginginkan Almanac Nautica tahun 2020 dan kesulitan mendapatkannya bisa menghubungi saya melalui Whatsapp ke 085233565566 (untuk mempermudah klik pada nomor tersebut).

Penentuan Lebaran 2019 Metode Ephemeris

Penentuan Lebaran 2019 Metode Ephemeris

My Dock - Dalam rangka menentukan awal bulan ada tiga metode yang digunakan di Indonesia. Metode yang pertama adalah Ru'yatul Hilal (Melihat bulan baru secara langsung), kedua adalah metode Hisab Ru'yah (menentukan awal bulan dengan metode perhitungan) dan ketiga adalah menggunakan kedua metode tersebut. 

Perhitungan untuk menentukan awal bulan sendiri ada banyak sekali macamnya, metode Nautica Almanac, Ephemeris, Nurul Anwar dan masih banyak sekali metode perhitungan untuk menentukan awal bulan. Setelah kemarin saya sudah mencoba menghitung 1 Syawal 1440H / Lebaran 2019 dengan metode Almanac Nautica, pada kesempatan kali ini saya akan mencoba menghitung awal 1 Syawal 1440 / Lebaran 2019 dengan metode Ephemeris.

Baca Juga : Lebaran 2019 dalam Perhitungan Metode Almanac Nautica

Rumus metode Ephemeris ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan metode Almanac Nautica, yang membedakan adalah sumber data yang digunakan. Metode Ephemeris sumber datanya mengambil dari program yang disebut dengan Winhisab. Pada program Winhisab ini kita bisa mengambil data setiap tahunnya tanpa harus membeli. Untuk rumus yang digunakan diantaranya,

Rumus Menentuka Ijtima'
I = Jam FIB + (ELM - ALB) / (SB - SM) + Time Zone

Rumus Mencari Sudut Waktu dan Saat Tenggelam Matahari
Dip = 1.76 √ Ketinggian Tempat / 60
H.m = -SD - Refr - Dip
T.m = Cos-1 (-tan P x tan D + sin H.m / Cos P / Cos D)
Gh.= 12 - E + (105 + T.m - L)/15

Rumus Asensiorekta Matahari (ARM), Bulan (ARB), Declinasi Bulan (DB), Sudut Waktu Bulan (SB) serta Tinggi Bulan Hakiki
ARM, ARB dan DB = A - (A - B) x C
T.b = ARM - ARB + T.m
H.= Sin-1 (Sin P x Sin D + Cos P x Cos D x Cos T.b)

Rumus Mencari Tinggi Mar'i, Mukuts dan Saat Hilal Tenggelam.
Paralax = H.b x Hp (Pukul 11.00)
Refraksi = (0.0167 / tan( H.b + 7.31 / (H.b2+4.4)))
Mukuts = H.b / 15
Hilal Tenggelam = Gh.m + Mukust

Rumus Mencari Azimut Matahari (AM) dan Azimut Bulan (AB)
AM = Tan-1 (-Sin P / Tan T.m + Cos P x Tan D / Sin T.m)
AB = Tan-1 (-Sin P / Tan T.b + Cos P x Tan D.b / Sin T.b)

Rumus Menghitung Jarak Matahari dengan Bulan dan Arah Ru'yatul Hilal
JMB = AB - AM
ARB = 270 + AB

Perhitungan
Lokasi : Tanjung Kodok
Lintang Tempat (P) : -06° 51’ 50’’
Bujur Tempat (L) : 112° 21’ 28’’
Selisih Waktu : 7
Ketinggian Tempat : 10 m
Ijtima' Bulan : Syawal 1440 H
Tanggal : 3 Juni 2019

Rumus Menentuka Ijtima'
FIB Terkecil : 0.00069
Jam FIB : 10 GMT
ELM
72° 34’ 13’’     Pukul 10 GMT
72° 36’ 37’’  -  Pukul 11 GMT
  0° 2’ 24’’  (SM)

ALB
72° 31’ 41’’     Pukul 10 GMT
73°   5’ 55’’  -  Pukul 11 GMT
  0° 34’ 14’’  (SB)

I = Jam FIB + (ELM - ALB) / (SB - SM) + Time Zone
I = 10 + (72° 34’ 13’’ - 72° 31’ 41’’) / (0° 34’ 14’’ - 0° 2’ 24’’ ) + 7
I = 17° 4’ 46’’ Pukul : 17:4:46 Wib

Ijtima' pada tanggal 3 Juni 2019 pukul 17:4:46 Wib

Rumus Mencari Sudut Waktu dan Saat Tenggelam Matahari
Declinasi (D) Pukul 11 GMT : 22° 18’ 14’’
Equation of Time (E) Pukul 11 GMT : 0° 1’ 53’’
Semi Diameter (S.D) Pukul 11 : 0° 15’ 46,6’’
Refracsi : 0° 34’ 30’’

Dip = 1.76 √ Ketinggian Tempat / 60
Dip = 1.76 √ 10 / 60
Dip = 0° 5’ 33,94’’

H.= -SD - Refr - Dip
H.= -0° 15’ 46,6’’ - 0° 34’ 30’’ - 0° 5’ 33,94’’
H.= -0° 55’ 50,54’’

T.m = Cos-1 (-tan P x tan D + sin H./ Cos P / Cos D)
T.m = Cos-1 (-tan -06° 51’ 50’’ x tan 22° 18’ 14’’ + sin -0° 55’ 50,54’’ / Cos -06° 51’ 50’’ / Cos 22° 18’ 14’’)
T.m = 88° 11’ 1,33’’

Gh.= 12 - E + (105 + T.m - L)/15
Gh.= 12 - 0° 1’ 53’’ + (105 + 88° 11’ 1,33’’ - 112° 21’ 28’’)/15
Gh.= 17° 21’ 25,22’’

"Tenggelam Matahari pada tanggal 3 Juni 2019 adalah pukul 17:21:25 Wib"

Rumus Asensiorekta Matahari (ARM), Bulan (ARB), Declinasi Bulan (DB), Sudut Waktu Bulan (SB) serta Tinggi Bulan Hakiki
ARM, ARB dan DB = A - (A - B) x C

ARM
71°   5’ 57’’        (A) Pukul 10 GMT
71°   8’ 31’’        (B) Pukul 11 GMT
  0° 21’ 25,22’’   (C) Menit dan Detik Gh.m
71°   6’ 51,98’’   Hasil

ARB
71° 28’ 35’’        (A) Pukul 10 GMT
72°   4’ 12’’        (B) Pukul 11 GMT
  0° 21’ 25,22’’   (C) Menit dan Detik Gh.m
71° 41’ 17,92’’   Hasil

DB
19° 18’ 36’’        (A) Pukul 10 GMT
19° 25’ 23’’        (B) Pukul 11 GMT
  0° 21’ 25,22’’   (C) Menit dan Detik Gh.m
19° 21’ 13’’        Hasil

T.= ARM - ARB + T.m
T.= 71°   6’ 51,98’’ - 71° 41’ 17,92’’ + 88° 11’ 1,33’’
T.87° 36’ 35,39’’

H.= Sin-1 (Sin P x Sin DB + Cos P x Cos DB x Cos T.b)
H.= Sin-1 (Sin -06° 51’ 50’’ x Sin 19° 21’ 13’’ + Cos -06° 51’ 50’’ x Cos 19° 21’ 13’’ x Cos 87° 36’ 35,39’’)
H.= -0° 1’ 51,4’’

Rumus Mencari Tinggi Mar'i, Mukuts dan Saat Hilal Tenggelam.
Paralax = Cos H.x Hp (Pukul 11.00)
Paralax = Cos -0° 1’ 51,4’’ x 0° 58’ 7’’
Paralax = 0° 58’ 7’’

Refraksi = (0.0167 / tan( H.b + 7.31 / (H.b2+4.4)))
Refraksi = (0.0167 / tan(-0° 44’ 8,29’’ + 7.31 / (-0° 44’ 8,29’’+4.4)))
Refraksi = 0° 45’ 35,1’’

-0° 1’ 51,4’’ }-------{(H.b)
 0° 58’ 7’’  - }-------{(Paralax)
-0° 59’ 58,4’’
 0° 15’ 50,11’’ - }--{(SDB)
-1° 15’ 48,51’’
 0° 45’ 35,1’’ + }---{(Refraksi)
-0° 30’ 13,41’’
 0° 5’ 33,94’’ + }---{(Dip)
-0° 24’ 39,47’’ }-------{(H.b') Tinggi Hilal Mar'i

Mukuts = H.b' / 15
Mukuts = -0° 24’ 39,47’’ / 15
Mukuts = -0° 1’ 38,63’’

Hilal Tenggelam = Gh.+ Mukust
Hilal Tenggelam = 17° 21’ 25,22’’ + -0° 1’ 38,63’’
Hilal Tenggelam = 17° 19’ 46,59’’

Rumus Mencari Azimut Matahari (AM) dan Azimut Bulan (AB)
AM = Tan-1 (-Sin P / Tan T.m + Cos P x Tan D / Sin T.m)
AM = Tan-1 (-Sin -06° 51’ 50’’ / Tan 88° 11’ 1,33’’ + Cos -06° 51’ 50’’ x Tan 22° 18’ 14’’ / Sin 88° 11’ 1,33’’)
AM = 22° 21’ 20,11’’

AB = Tan-1 (-Sin P / Tan T.b + Cos P x Tan D.b / Sin T.b)
AB = Tan-1 (-Sin -06° 51’ 50’’ / Tan 87° 36’ 35,39’’ + Cos -06° 51’ 50’’ x Tan 19° 21’ 13’’ / Sin 87° 36’ 35,39’’)
AB = 19° 29’ 42,02’’

Rumus Menghitung Jarak Matahari dengan Bulan dan Arah Ru'yatul Hilal
JMB = AB - AM
JMB = 19° 29’ 48,62’’ - 22° 21’ 20,11’’
JMB = -02° 51’ 38,09’’

ARB = 270 + AB
ARB = 270 + 19° 29’ 42,02’’
ARB = 289° 29’ 42,2’’

Kesimpulan :
Bulan baru (Ijtima') 1 Syawal 1440 H / Lebaran 2019 terjadi pada tangal 3 Juni 2019 pada pukul 17:04:46 Wib. Tenggelam Matahari terjadi pada pukul 17:21:25 Wib ketinggian hilal hakiki -0° 1’ 51,4’’  dan ketinggian hilal Mar'i -0° 24’ 39,47’’. Keadaan Hilal (bulan baru) dibawah ufuk. "Awal bulan Syawal 1440 H jatuh pada tanggal 5 Juni 2019".

Lebaran 2019 dalam Perhitungan Metode Almanac Nautica

Lebaran 2019 dalam Perhitungan Metode Almanac Nautica
Youssef Ismail ~ Organic Light Photography
My Dock - Almanac Nautica merupakan sebuah data numberik yang menggambarkan posisi dan peredaran benda langit diatas permukaan bumi. Almanac Nautica berdasarkan fungsinya dibuat untuk menentukan arah dan posisi kapal saat berada di lautan luas (berlayar). Data dalam Almanac Nautica sangatlah lengkap menentukan posisi benda langit di atas permukaan bumi dalam deklinasi dan sudut jam Greenwich Mean Time setiap jam dalam satu tahun, dimana matahari, bulan, planet dan titik pertama Aries beredar diatas bumi.  Almanac nautica pertama kali  diterbitkan di inggris pada tahun 1767 oleh HM Nautical Almanac Office dan di Amerika pada tahun 1852 oleh US Naval Observatory.

Dalam keguanaanya sebagai petunjuk arah dan posisi kapal saat berlayar, di Indonesia Almanac Nautica juga digunakan untuk menentukan posisi matahari dan bulan saat memasuki bulan baru (hisab awal bulan). Berhubung saat ini adalah bulan Ramadhan, saya akan mencoba menghitung 1 Syawal 1440 atau lebarang 2019 menggunakan data dari Almanac Nautica.


Pada perhitungan kali ini saya mengambil tempat di Tanjung Kodok sebagai tempat untuk Rukyatul Hilal. Data yang dipergunakan untuk menghitung awal 1 Syawal / Lebaran 2019 adalah sebagai berikut,

Awal Bulan : Syawal 1440 H
Markaz Penanggalan : Tanjung Kodok
Lintang Tempat (P) : -06°  51’  50’’
Bujur Tempat (L) : 112°  21’  28’’
Tinggi Tempat : 10 m.
Metode : Almanac Nautica

PERHITUNGAN
1. Ijtima’ Akhir Ramadhan 1440 H. 




Akhir Ramadan tahun 1440 H atau akhir bulan puasa tahun 2019 diperkirakan jatuh pada Tanggal 03 Juni 2019 pukul :  10.02 GMT, selisih waktu 07.00m.  10.02 + 07.00 =  17.02 WIB  (Apabila lebih dari 24 Jam maka dikurangi 24 jam).

Ijtima’ Akhir Bulan Ramadhan 1440 H, Jatuh pada tanggal 03 Juni 2019 pukul : 17.02 WIB.

2. Tenggelam Matahari, Tanggal 03 Juni 2019 
Data: Lintang (P) : -06°  51’  50’’
Bujur (L) : 112°  21’  28’’
Eqn.Of  Time (E) : 00j  01m  52d
Declinasi M (dm) : 22°  18’  2’’

Tinggi Matahari (H) :  0 – SDM – Ref – (1.76 V m)/60
0 – 00° 15’ 8’’ – 00° 34’ 30’’ – 00° 05’ 33.94’’ = -00°  55’  11.94’’ (h)

Rumus (Tm) : cos-1 (-tan p. tan d + sin h / cos p / cos d )
cos-1 (-tan -06°  51’  50’’ x tan 22°  18’  2’’ + sin -00°  55’  11.94’’ / cos -06°  51’  50” / cos  22°  18’  2’’ ) = 88°  10’  20.9’’

Rumus (Gh) : 12 – E + (( TZ x 15 ) – L + Tm ) / 15
12 – 0° 1’ 52’’ + (( 10 x 15 ) – 112°  21’  28’’  + 88°  10’  20.9’’ ) / 15
Gh = 17° 21’ 23,53’’

3. Sudut Waktu Bulan (tb)
Rumus ; Interpolasi A – ( A – B) X C / 1
GHA                            WAKTU
330°  28’ 2.00’’}--------{10.00 GMT
345°  28’ 1.00’’}--------{11.00 GMT
000°  21’ 23.53’’
335°  48’  54.5’’
112°  21’  28’’ + }-------{Bujur Tempat (L)
448°  10’  22.5’’
360°                      - }----{Satu Lingkaran)
  88°  10’  22.59’’}-------{Sudut Waktu Bln (Tb) 
Declinasi (Db)          WAKTU
19° 18’ 6.00’’             10.00 GMT
19° 25’ 4.00’’             11.00 GMT
00° 21’ 23.53’’
19° 20’ 35.3’’

HP                              WAKTU
00°  58’  1’’                 10.00 GMT
00°  58’  1’’                 11.00 GMT
00°  21’  23.53’’
00°  58’  1’’

4. Tinggi Hilal Hakiki dan Mar’i 
Data: Lintang (P)  -06°  51’  50’’
Declinasi Bulan (Db) :  19° 20’ 34.54’’
Sudut Waktu B (Tb) :  88°   9’   19.1’’

Rumus:  sin-1 (sin P . sin D + cos P . cos D . cos T )
sin-1 (sin -06° 51’ 50" x sin 19° 20’ 35.3’’ + cos -06° 51’ 50’’ x cos 19° 20’ 35.3’’  x cos 88° 10’ 22.59") =  0° 32’ 24.89”
-0°  33’  24.43”      Tinggi Hilal Hakiki (h)
 0°  58’  0.84”  -      Paralaxs (HP X cos h)
-1°  31’  25.27”
 0°  15’  8”        - Semi Diamter Mthri (Data Nautika)
-1°  46’  33.27”
 0°  56’  50.78”  + Pembiasan Cahaya (Daftar Refraksi)
-0°  49’  42.49”
 0°  05’  33.94”  +   Kerendahan Ufuk (D’)
-0°  44’  8.55”         Tinggi Hilal Mar’i (h’)

5. Muktsul Hilal dan Tenggelam Bulan
Muktsul Hilal :  Tinggi Hilal mar’i (h’) / 15
-0°  44’  8.55” / 15 =
-0°  2’  56.57”       Muktsul Hilal
17° 21’ 23,53’’  +   Tenggelam Matahari
17° 18’ 26,96’’      Tenggelam Bulan

6. Azimut Matahari dan Bulan (untuk mengetahui kedudukan dan Posisi Hilal)
Matahari : dm 22°  18’  2’’  tm : 88°  10’  20.9’’
Bulan :  db 19° 20’ 35.3’’  tb : 88°  10’  22.59’’

Rumus : tan-1 (1/(-sin p / tan t + cos p . tan d / sin t ))
67°  38’  47.22’’      Azimut Matahari (Az M)
70°  34’  54.22’’ -   Azimut Bulan (Az B)
  2°  56’  7’’        Selisih Az M/Az B

Kedudukan Hilal berada di selatan Matahari sejauh  2°  55’  53.95’’ dengan posisi mering keselatan

7. Arah Rukyah
OB = 300cm / tan Az B : 300 / tan  840  13’  59.77” = 105 cm
FG  = 300cm / Ctg h’ : 300/ ( 1/tan 050  05’  48.83” = 2 cm

8. Kesimpulan
Ijtima’ Akhir Ramadhan 1440 H : Tgl. 3 Juni 2019
Pukul: 17j  02m  WIB
Tenggelam Matahari (Awal Rukyat) : 17j   21m  23.53d
Tinggi Hilal Mar’i (Hasil Koreksi) -0°  44’  8.55”
Tenggelam Bulan (Akhir Rukyat) 17° 18’ 26,96’’
Kedudukan Hilal:  2°  56’  7’’  (dibawah ufuk)
Tanggal 1 Syawal 1440 H :Tanggal 5 Juni 2019

Layanan Pembuatan Jadwal Waktu Shalat

Layanan Pembuatan Jadwal Waktu Shalat

Waktu shalat penting diketahui bagi umat islam yang akan mengerjakan ibadah shalat fardu. Apabila belum tiba waktunya mengerjakan shalat kemuadian seseorang mengerjaan shalat, maka shalat seseorang tersebut menjadi tidak sah. Pada zaman Nabi (sebelum ada perkembangan teknologi yang canggih seperti saat ini), metode dalam menentukan awal dan akhir waktu ibadah shalat melalui pergerakan matahari. Kemudian ini dijadikan dasar penentuan awal waktu shalat pada masa sekarang. Waktu shalat daerah satu dengan yang lain tidaklah sama. Hal ini dipengaruhi oleh Lintang, Bujur dan ketinggian suatu tempat. 
Karena pentingnya mengetahui waktu shalat, pada menu layanan publik ini saya akan memberikan layanan pembuatan jadwal waktu shalat dalam satu bulan atau satu tahun, tergantung permintaan. Dalam penentuan waktu shalat data yang saya gunakan adalah: Lintang, Bujur dan Ketinggian Tempat. Sehingga Jadwal Waktu Shalat yang saya berikan Insya Allah Sudah akurat.

Bagi anda yang berkenan dan ingin mendapatkan Jadwal Waktu Shalat di tempat atau wilayah anda, bisa mengirimkan data tempat wilayah anda dikolom komentar dengan format:

#DATA TEMPAT PENENTUAN WAKTU SHALAT
Nama Desa (opsional):
Nama Kecamatan (opsional):
Nama Kota/Kabupaten:
Nama Propinsi:
Nama Pemohon:

~*{Layanan Yang Kami Berikan Tidak Dipungut Biaya (GERATIS)}*~

*Berikut Contoh Jadwal Waktu Shalat Tahun 2019*
Lokasi: Ponorogo
Kecamatan: Kota
Lintang: -7°52'
Bujur: 111°27'
Ketinggian: 102m

*Kirim format pengajuan pada kkolom komentar*

Hasil Sidang Isbat Penentuan Ramadhan 1438 H

Hasil Sidang Isbat Penentuan Ramadhan 1438 H

My-Dock - Ramadhan 1438 H jatuh pada hari Sabtu, 27 Mei 2017. Hal ini didasarkan pada hasil sidang Isbat yang dipimpin langsung oleh Mentri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim Saifuddin pada hari ini Jum’at, 26 Mei 2017 di kantor Kementrian Agama (Jl. M.H Thamrin No.6 Jakarta).

Pada hari ini Kementrian Agama Mengadakan Pemantauan Hilal di 84 titik di seluruh Indonesia. Dari 84 titik pemantauan Hilal tersebut haya empat titik pemantauan yang dapat melihat Hilal dan disumpah kesaksiannya oleh Hakim Pengadilan Agama. Empat titik tersebut adalah,
Nusa Tenggara Timur (Muhammad Irfan (47) Asisten Peneliti Boscha ITB Bandung, Yusuf (35), Asisten Peneliti Boscha ITB Bandung). 
Sulawesi Utara (Drs. H. Mukhtar Monde (56) Pembimbing Syariah pada Kanwil Kemenag Sulut, M. Zulkifli (25) Pegawai BMKG Sulut, Listiya Rifai (27) Pegawai BMKG Sulut). 
Jawa Timur (H. Inwanuddin (41) Guru di Gresik, H. Asyhar (50) Mahasiswa S2 Ilmu Falak UIN Walisongo, H. Abdullah Toyyib, Pontren Langitan Tuban, Solahuddin, Lembaga Falakiyah NU Gresik) 
Kepulauan Seribu (M Hamidi, Guru dan Prayudi, guru)
Sedangkan menurut perhitungan (Hisab) yang dihimpun oleh Tim Hisab Rukyah Kementrian Agama, Taqwim Standar Indoensia, Keputusan Musyawarah Jawatan Kuasa Penyelarasan Rukyat dan Taqwim Islam Keempat Negera Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS) di Jakarta, Kalender Ummul Quro, Surat Edaran dan Maklumat Pimpinan Ormas Islam menyatakan bahwa ijtima menjelang Ramadhan 1438H terjadi pada hari Jumat tanggal 26 Mei 2017 sekitar pukul 02.44 Wib. Pada hari ini, Jumat tanggal 26 Mei 2017 M bertepatan tanggal 29 Syaban 1438 H di seluruh Indonesia, posisi hilal di atas ufuk atau 07 - 08 derajat. Ketinggian hilal sekitar 07 – 08 derajat diatas ufuk sangat memungkinkan untuk dilihat diwilayah indonesia.