Peradaban Ilmu Falak di Eropa

Peradaban Ilmu Falak di Eropa

Peradaban Ilmu Falak di Eropa - Pada saat negara – negara islam mencapai kejayaannya, bangsa Eropa masih berada dalam ketertinggalan. Sungguh sayang, zaman keemasan islam tidak berlangsung terlalu lama. Ketika bangsa – bangsa Eropa mulai tertarik pada ilmu pengetahuan seperti yang telah dipelajari oleh orang – orang islam yang telah demikian tinggi, serta penemuan di berbagai cabang ilmu pengeetahuan, pendapat – pendapat ilmuwan muslim mulai di tentang oleh aliran muslim kolot.

Munculnya tentangan oleh aliran muslim kolot, terutama disebabkan oleh perkembangan Filsafat yang dianggap oleh mereka telah menjurus ke arah kemurtadan. Dari sini, mereka yang fanatik telah mengambil; kesimpulan bersifat menyeluruh, bahwa orang – orang yang mendalami pengetahuan umum, termasuk ilmu falak, apalagi astrologi, semuanya telah menyalahi ajaran Islam.

Di sisi lain, serangan dari bangsa eropa mulai di lancarkan kepada negara – negara islam, sebagai akibatnya tidak sedikit perpustakaan yang penuh dengan buku – buku menjadi puing – puing yang berserakan dan isinya pun dibawa ke eropa dan sebagian terbakar. Akhirnya bangsa yang semula jaya itu kini kenbali ke jurang keterbelakangan.

Dengan mempelajari ilmu pengetahuan yang telah di capai negara – negara islam, eropa mulai bangkit. Banyak buku – buku ilmu falak yang di terjemahkan ke dalam bahasa mereka, misalnya buku “al – Mukhtashar fi hisabil jabr wal muqabala” karya al – Khawarizmi diterjemakan ke dalam bahasa latin dengan judul baru : “The Mathematics of Integration and Equations”. ”Suratul ardl” karya al – Khawarizmi, “Al – Madkhalul Kabir” dan “Akhamus Sinni Wal Mawalid” karya Abu Ma’syar, “ Tabril al – Maghesti” karya al – Batani, dan masih banyak lagi Buku – buku yang di terjemahkan ke bahasa mereka.
Di antara ilmuwan Eropa dalam bidang astronomi pada saat itu adalah :
1. Nicolas Copernicus ( 1473 – 1543 M )
Copernicus adalah seorang ahli astronomi amatir dari Polandia yang menentang pandangan geosentris dari Ptolomeus. Ia mengatakan dalam bukunya “Revolutionibus Orbium Celestium” bahwa matahari merupakan pusat dari suatu sistim peredaran benda – benda langit,yang di kenal dengan teori Heliosentris.
Sejak Copernicus mengemukakan teori Heliosentrisnya, maka dalam dunia astronomis sampai abad 18 M ada 2 aliran. Yaitu aliran Geosentris dan aliran Heliosentris.
2. Galileo Galilei ( 1564 – 1642 M )
Setelah Galileo membaca karya Copernicus tentang gerak benda – benda langit, kemudian ia menyusun teori kinematika tentang benda – benda langit yang sejalan dengan Copernicus.
Glileo juga berhasil membuat teleskup yang dapat dengan jelas melihat relief permukaan bulan, noda – noda matahari, planet saturnus dengan cincinnya yang indah, planet jupiter dengan 4 buah satelitnya, dsb.
Karya galileo ini, oleh gereja saat itu dinyatakan terlarang untuk di baca umum, karena bertentangan dengan pandangan dan kepercayaan kaum gereja.
3. Johannes kepler ( 1571 – 1630 M )
Kepler adalah seorang bangsa Jerman, dengan tidak kenal lelah ia selalu mengadakan penelitian benda – benda langit , ia memperkuat dan menyenpurnakan ajaran Copernicus, Teori yang di kemukakan dilandasi dengan matematika yang kuat.

Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

2 komentar: