Fadhilah Wudlu

Fadhilah Wudlu - Wudlu’ dengan Thaharah itu memiliki arti dan fungsi yang berbeda menurut syar’i, yaitu :
  • Wudlu’ arti dan fungsinya menghilangkan hadats kecil.
  • Thaharah arti dan fungsinya menghilangkan hadats kecil atau hadats besar serta menghilangkan najis.

أَبُو أُمَامَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَيُّمَا رَجُلٍ قَامَ إِلَى وَضُوئِهِ يُرِيدُ الصَّلَاةَ ثُمَّ غَسَلَ كَفَّيْهِ نَزَلَتْ خَطِيئَتُهُ مِنْ كَفَّيْهِ مَعَ أَوَّلِ قَطْرَةٍ فَإِذَا مَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ نَزَلَتْ خَطِيئَتُهُ مِنْ لِسَانِهِ وَشَفَتَيْهِ مَعَ أَوَّلِ قَطْرَةٍ فَإِذَا غَسَلَ وَجْهَهُ نَزَلَتْ خَطِيئَتُهُ مِنْ سَمْعِهِ وَبَصَرِهِ مَعَ أَوَّلِ قَطْرَةٍ فَإِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ وَرِجْلَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ سَلِمَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ هُوَ لَهُ وَمِنْ كُلِّ خَطِيئَةٍ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ قَالَ فَإِذَا قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ رَفَعَ اللَّهُ بِهَا دَرَجَتَهُ وَإِنْ قَعَدَ قَعَدَ سَالِمًا. رواه أحمد.

Dari Abu Umamah, ia berkata, bahwa Rasulullah SAW, telah bersabda : “Mana saja seseorang yang menetapi akan wudlu’nya dimana ia menghendaki shalat, lalu membasuh kedua telapak tangannya jatuhlah dosa/kesalahannya itu dari kedua telapak tangannya bersamaan tetesan (air) yang pertama. Apabila ia berkumur dan menghisap air kehidung dan menyemburkannya, jatuhlah dosa/ kesalahannya dari lisan dan kedua bibirnya bersamaan tetesan air yang pertama. Apabila ia membasuh wajahnya jatuhlah dosa/kesalahannya dari pendengaran dan penglihatannya bersamaan tetesan air yang pertama. Apabila ia membasuh kedua tangannya sampai kedua siku-siku, dan kedua kakinya sampai kedua mata kakinya, selamatlah ia dari setiap dosa itu baginya dan dari kesalahan seperti pada hari ia dilahirkan oleh ibunya. Kata Nabi : Maka jika ia berdiri untuk shalat, Alloh mengangkat derajatnya, dan jika ia duduk, duduklah ia dalam keselamatan”. HR. Ahmad.[1]


عَنْ أَبِى كُرَيْبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- :« أَنْتُمُ الْغُرُّ الْمُحَجَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ إِسْبَاغِ الْوُضُوءِ ، فَمَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ فَلْيُطِلْ غُرَّتَهُ وَتَحْجِيلَهُ ». رَوَاهُ  البيهقي 

Dari Abi Kuraib berkata : Rasulullah SAW, telah bersabda : “Kamu semua cemerlang berkilauan dihari kiamat dari bekas menyempurnakan wudlu’, maka barangsiapa diantara kamu yang mampu perpanjanglah cemerlangnya”. HR. Al-Baihaqiy.[2]

إتحاف الخيرة المهرة - (ج 1 / ص 306)
عَنْ أَبِى أُمَامَةَ الْبَاهِلِيَّ ، يُحَدِّثُ عَنْ رَسُولِ الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم ، أَنَّهُ قَالَ : مَا مِنِ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلاَةٌ مَكْتُوبَةٌ ، فَتَوَضَّأَ عِنْدَهَا فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ، ثُمَّ صَلَّى فَأَحْسَنَ الصَّلاَةَ ، إِلاَّ غَفَرَ الله لَهُ بِهَا مَا كَانَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ الصَّلاَةِ الَّتِي كَانَتْ قَبْلَهَا مِنْ ذُنُوبٍ. رواه أَبُو يَعْلَى الْمَوْصِلِيّ.

Dari Abu Umamah Al-Bahiliy, menceritakannya dari Rasulullah SAW, bahwasannya beliau bersabda : “Tiadalah dari seorang muslim telah datang padanya shalat fardlu, lalu ia wudlu’ dan membaguskan wudlu’ itu, kemudian  mengampuni dia dengan shalat itu selagi tiada diantara shalat itu dan shalat sebelumnya dari perbuatan dosa”. HR. Abu Ya’la Al-Maushiliy.[3]

عَنْ عُمَرَ - رضي الله عنه - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ - صلى الله عليه وسلم: مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوْءَ ثُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اَللَّهُمَّ اِجْعَلْنِي مِنْ اَلتَّوَّابِينَ, وَاجْعَلْنِي مِنْ اَلْمُتَطَهِّرِينَ فُتِحَتْ لَهُ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهاَ شَاءَ. رواه الترمذى

Dari ‘Umar ra, ia berkata : Rasulullah SAW, telah bersabda : “Barangsiapa wudlu’ dan sebaik-baiknya wudlu’, kemudian berdo’a : Asyhadu an laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariikalah, Wa-asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa Rasuuluh, Allohumma ij’alnii minat tawwaabiina waj’alnii minal mutathahhiriin dibukakan baginya 8 (delapan) pintu sorga yang akan ia masuki dari arah mana saja ia suka”. HR. At-Tirmidzi.[4]
--------------------------------
  1. Abu ‘Abdurrahman ‘Abdullah bin Ahmad bin Muhammad bin Hanbal-Musnad Ahmad – Ar-Risalah, Juz : 36 halaman : 601. Maktabah Syamilah.
  2. As-Sunanul Kubra li Al-Baihaqiy, Juz : 1 halaman : 77, Maktabah Syamilah.
  3. Ittihaful Khairatil Mahirah, Juz : 1 halaman : 306, Maktabah Syamilah.
  4. Sunan At-Tirmidzi, Juz 1 halaman : 77 hadits nomor : 55, Maktabah Syamilah.

Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

0 komentar:

Posting Komentar