Fadhilah Dalam Beribadah

Fadhilah Dalam Beribadah - Di dalam melaksanakan ubudiyah mulai dari ibadah badaniyah maupun qouliyah tentu ada beberapa fadlilah-fadlilah yang terkandung di dalamnya dan tentu ada pahala bagi yang melakukannya sebagaimana yang telah difirmankan oleh Alloh SWT :

فمن يعمل مثقال ذرّة خيرا يره . ومن يعمل مثقا ل ذرّة شرّا يره

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula. Q.S [99] Al-Zalzalah : 7 – 8.

انّ الّذين ءامنوا والّذين هادوا والنّصرى والصّبئين من ءامن بالله واليوم الأحر وعمل صلحا فلهم اجرهم عند ربّهم ولا خوف عليهم ولا هم يحزنون

Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin [1], siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah [2], hari kemudian dan beramal saleh [3], mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Q.S [2] Al-Baqarah : 62

Fadlilahnya sesuci :
Diantara fadlilahnya sesuci adalah : orang itu dicintai oleh Alloh SWT, sebagaimana yang telah difirmankan dalam Al-Qur’anul Karim.

ويسئلونك عن المحيض قل هو أذى فاعتزلوا النّساء فى المحيض ولاتقربو هنّ حتّى يطهرن فإذ تطهّرن فأتوهنّ من حيث امركم الله إن الله يحبّ التّوّبين ويحبّ المتطهّرين

Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri [4] dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci [5]. apabila mereka telah Suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. Q.S [2] Al-Baqarah : 222
 
عَنْ أَبُو بَكْرٍ وَصَدَقَ أَبُو بَكْرٍ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، يَقُولُ: " مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللهَ إِلَّا غَفَرَ لَهُ ". رواه البيهقي

Dari Abu Bakar dan benar apa yang disampaikan Abu Bakar, ia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah SAW, bersabda : “Tiadalah dari seorang hamba yang melakukan suatu dosa, lalu dia baguskan sesucinya (wudlu’), kemudia ia shalat dua raka’at, lalu ia minta ampunan Alloh, melainkan diampuni baginya”. HR. Al-Baihaqiy [6]

مَا مِنْ رَجُلٍ يَتَوَضَّأُ فَيُحْسِنُ الطَّهُوْرَ ثُمَّ يَقُوْمُ إِلَى الصَّلاَةِ إِلَّا كَانَتْ صَلاَتُهُ تِلْكَ كَفَّارَةٌ لِمَا قَبْلَهَا مِنَ الْخَطَايَا. "رواه البيهقي عَنْ عُثْماَنَ".

“Tiadalah seseorang yang berwudlu lalu membaguskan sesuci kemudian ia melakukan shalat, melainkan shalatnya itu sebagai tebusan (kafarah) akan kesalahan yang ia lakukan sebelumnya”. HR. Al-Baihaqiy.[7]

Baca Juga Artikel Fadhilah Wudlu

------------------------------------------
  1. Shabiin ialah orang-orang yang mengikuti syari'at nabi-nabi zaman dahulu atau orang-orang yang menyembah bintang atau dewa-dewa.
  2. Orang-orang mukmin begitu pula orang Yahudi, Nasrani dan Shabiin yang beriman kepada Allah Termasuk iman kepada Muhammad s.a.w., percaya kepada hari akhirat dan mengerjakan amalan yang saleh, mereka mendapat pahala dari Allah.
  3. Ialah perbuatan yang baik yang diperintahkan oleh agama Islam, baik yang berhubungan dengan agama atau tidak.
  4. Maksudnya menyetubuhi wanita di waktu haidh.
  5. Ialah sesudah mandi. Adapula yang menafsirkan sesudah berhenti darah keluar. 
  6. Imam Al-Baihaqiy, Syu’bil Iman – Juz : 9 halaman : 292 – Maktabah Syamilah.
  7. ‘Alauddin ‘Ali Al-Muttaqa bin Hisamuddin Al-Hindiy Al-Burhan Fauriy – Kanzul  ‘Umal fi Sunanil Aqwali wal ‘Af’al, Juz : 7 halaman : 305. Maktabah Syamilah.

Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

0 komentar:

Posting Komentar