Data Matahari dalam Ilmu Falak

a.    Ecliptic Longitude
Ecliptic Longitude, Taqwim ( التـقـويـم ) atau Thul al syams (الـشـمـس طـول ),  dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Bujur Astronomis. Data ini adalah jarak Matahari dari titik Aries (Vernal Equinox / الـحـمـل ) diukur sepanjang lingkaran Eliptika. Jika nilai Bujur Astronomis Matahari sama dengan nilai Bujur Astronomis Bulan, maka terjadi ijtima. Data ini diperlukan antara lain dalam ijtima dan gerhana.

b.    Ecliptic Latitude.
Ecliptic Latitude,  Ardl al Syams ( عـرض الـشـمـس ), dalam istilah bahasa Indonesia sebagai dikenal dengan Lintang Astronomis. Data ini adalah jarak titik pusat Matahari dari Lingkaran Ekliptika. Sebetulnya Ekliptika itu sendiri adalah lingkaran yang ditempuh oleh gerak semu Matahari secara tahunan. Oleh karena itu Matahari selalu berada di Lingkaran Ekliptika. Namun oleh karena jalannya tidak rata persis, maka ada sedikit geseran. Keadaan seperti ini dapat kita lihat dari nilai Ecliptic Latitude yang selalu mendekati nol. Banyak sistem perhitungan yang mengabaikan nilai data ini sehingga istilah Ardl al Syams ( عـرض الـشـمـس ) yang sebetulnya identik dengan Ecliptic Latitude, tidak dikenal. Data ini diperlukan antara lain untuk perhitungan gerhana.

c.    Apparent Right Ascension
Apparent Right Aseension,  Al shu'ud al Mustawqim ( الـصـعـود الـمـسـتـقـيـم ) atau al Mathali'u al Baladiyah (  الـمـطـالـع الـبـلاديـة ), dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Asensio Rekta atau Panjatan Tegak.  Data ini adalah adalah jarak Matahari dari titk Aries (Vernal Equinox Hamal / الـحـمـل ) diukur sepanjang Lingkaran Equator. Data ini diperlukan dalam perhitungan ijtima, ketingian hilal dan gerhana.

d.    Apparent Declination
Apparent declination of the sun, mail al syams ( مـيـل الـشـمـس ), dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Deklinasi Matahari yang terlihat (bukan matahari hakiki), atau lebih dikenal sebagai Deklinasi. Data ini adalah jarak Matahari dari Equator. Nilai Deklinasi positip berarti Matahari ada di sebelah Utara Equator, dengan tanda (+) dalam penulisanya tanda (+) tidak perlu ditulis. Sebaliknya  Nilai Deklinasi negatif berarti Matahari ada di sebelah Selatan Equator, dengan tanda (-). Data ini diperlukan dalam penentuan bayang-bayang kiblat, waktu shalat, ijtima, ketinggian hilal, gerhana dan sebagainya.

e.    True Geosentric Distange
True Geosentric Distance, dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Jarak Geosentric. Data ini menggambarkan jarak antara Bumi dan Matahari. Nilai pada data ini merupakan jarak rata rata Bumi - Matahari sekitar 150 juta km. Oleh karena Bumi mengelilingi Matahari tidak tetap setiap saat, kadang kadang dekat, kadang-kadang jauh, sedangkan jarak terjauh pada saat Bumi menempati titik Perigee ( الـحـضـيـض ), sedangkan jarak terjauh pada saat bumi menempati titik terjauh. yaitu Apogee (  الأوج ). Data ini diperlukan dalam menghitung gerhana.

f.    Semi Diameter
Semi Diameter, nisf al quthur ( نـصـف الـقـطـر ) dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Jari jari. Data ini adalah jarak titik pusat Matahari dengan piringan luarnya. Data ini perlu diketahui untuk menghitung secara tepat saat matahari terbenam, matahari terbit, tinggi hilal dan sebagainya.

g.    True Obliquity
True Obliquity, al mail al kully ( الـمـيـل الـكلي ) dalam istilah bahasa Indonesia dikenal dengan Kemiringan Ekliptika. Data ini adalah Kemiringan Ekliptika dari Equator. Data ini diperlukan untuk menghitung ijtima dan gerhana.

h.    Equation of Time
Equation of Time, ta’dil al waqt / ta’dil al syams ( تـعـديـل الـوقـت / تـعـديـل الـشـمـس  ) dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai Perata Waktu. Data ini adalah selisih antara waktu kulminasi matahari hakiki dengan waktu kulminasi matahari rata rata. Data ini biasanya dinyatakan dengan huruf "e" kecil dan diperlukan dalam menghisab bayang-bayang kiblat, waktu shalat dan awal bulan.

Sumber : Sriyatin Shadiq Al Falaky, Pengenalan Istilah Fala.

Bagikan ke :

Facebook Google+ Twitter Digg Technorati Reddit

0 komentar:

Posting Komentar